Keraton Kasepuhan Cirebon

Keraton Kasepuhan Cirebon, Warisan Budaya di Tanah Jawa dengan Arsitektur Unik

Keraton Kasepuhan di Cirebon menyimpan sejarah Kesultanan Cirebon dengan arsitektur yang unik, museum pusaka, dan acara budaya yang kaya.

Keraton Kasepuhan di Cirebon adalah salah satu warisan budaya yang penting dan penuh sejarah di tanah Jawa.

Sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Cirebon di masa lalu, keraton ini menyatukan budaya Sunda dan Jawa, menjadikannya situs yang kaya akan nilai sejarah dan budaya.

Terletak di jantung Kota Cirebon, Keraton Kasepuhan adalah tempat ideal bagi pengunjung yang ingin menjelajahi dan mempelajari sejarah Kesultanan Cirebon, melihat arsitektur unik, dan merasakan atmosfer masa lalu yang masih terasa hingga kini.

Sejarah Singkat Keraton Kasepuhan

Keraton Kasepuhan Cirebon dibangun pada tahun 1430 oleh Pangeran Cakrabuana, putra dari Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran. Awalnya, keraton ini bernama Keraton Pakungwati, dinamakan dari nama putri Pangeran Cakrabuana, Ratu Pakungwati.

Pangeran Cakrabuana kemudian menyerahkan keraton ini kepada keponakannya, Sunan Gunung Jati, yang meneruskan kepemimpinan dan mengembangkan keraton sebagai pusat dakwah Islam di Cirebon.

Sunan Gunung Jati pun memulai sejarah baru Kesultanan Cirebon di sini, menjadikan keraton ini tidak hanya pusat pemerintahan, tetapi juga pusat penyebaran agama Islam.

Kompleks keraton ini memiliki luas sekitar 25 hektar, terdiri dari berbagai bangunan yang memiliki fungsi dan makna tersendiri.

Salah satu bangunan pertama yang akan dijumpai adalah Siti Hinggil, area yang memiliki makna “tanah yang tinggi.” Bangunan ini terbuat dari bata merah bergaya arsitektur Majapahit, yang mencerminkan pengaruh Hindu-Buddha dari kerajaan-kerajaan Nusantara terdahulu.

Seiring perkembangan, Keraton Kasepuhan mengadopsi gaya arsitektur dengan pengaruh Islam, Cina, dan Eropa yang masih terlihat pada berbagai ornamen hingga kini.

Daya Tarik Utama di Keraton Kasepuhan

1. Gerbang Utama Keraton dan Kreteg Pangrawit

Salah satu daya tarik utama Keraton Kasepuhan adalah gerbang depannya yang megah. Kompleks keraton memiliki dua pintu gerbang utama, yaitu Kreteg Pangrawit di bagian utara dan Lawang Sanga di bagian selatan. Kreteg Pangrawit adalah jembatan bersejarah yang membawa pengunjung menuju halaman keraton.

Baca Juga:  Raja Ampat, Surga Petualangan Dunia di Ujung Papua

Setelah melewati gerbang, pengunjung akan tiba di bangunan Pancaratna dan Pancaniti. Pancaratna adalah bangunan tempat menerima tamu penting dan para pembesar desa.

Sedangkan Pancaniti, yang berarti “jalan atasan,” adalah pendopo tempat latihan keprajuritan bagi para perwira keraton dan tempat pengadilan di masa lalu.

Kedua bangunan ini memberikan gambaran tentang kehidupan sosial politik di Kesultanan Cirebon, serta memancarkan keindahan arsitektur khas keraton.

2. Arsitektur yang Kaya dan Beragam

Setiap sudut bangunan di Keraton Kasepuhan mencerminkan perpaduan berbagai gaya arsitektur yang menarik.

Struktur bangunan keraton didominasi warna putih dan dinding bata merah yang mencerminkan gaya klasik Nusantara. Pengaruh Majapahit, Islam, Cina, dan Belanda terpadu dalam desainnya.

Interior keraton dilengkapi pendopo yang khas dan singgasana raja, tempat Sultan Cirebon dahulu duduk saat menerima tamu.

Di bagian depan terdapat taman hijau dan pepohonan yang membuat suasana keraton terasa asri dan menenangkan. Setiap ornamen dan detail pada dinding dan pintu gerbang keraton memiliki arti tersendiri yang mencerminkan sejarah panjang keraton ini.

3. Acara Festival dan Kirab Budaya

Keraton Kasepuhan tidak hanya menjadi tempat bersejarah, tetapi juga lokasi berbagai acara kebudayaan yang digelar secara rutin. Salah satu acara yang paling menarik adalah kirab budaya atau pawai budaya, yang diikuti oleh berbagai kabupaten sekitar Cirebon.

Setiap daerah mempersembahkan atraksi khas mereka, seperti tarian, musik, dan pakaian adat, yang memberikan wawasan tentang kekayaan budaya lokal.

Selain itu, Keraton Kasepuhan menjadi tuan rumah berbagai acara seperti Festival Keraton Nusantara, Festival Topeng Nusantara, dan Grebeg Syawal.

Baca Juga:  Tempat Wisata di Pekanbaru Favorit para Traveler

Acara-acara ini memperkaya keraton sebagai pusat budaya, di mana pengunjung dapat menyaksikan langsung keberagaman budaya Indonesia di satu tempat.

4. Bangunan Siti Hinggil

Bangunan Siti Hinggil merupakan salah satu struktur utama di kompleks keraton. Terletak di area depan keraton, bangunan ini memiliki makna “tanah yang tinggi” dan berfungsi sebagai tempat Sultan menyaksikan berbagai upacara atau acara keraton.

Dibangun dengan bata merah bergaya arsitektur Majapahit, Siti Hinggil terdiri dari lima bangunan tanpa dinding yang menciptakan suasana terbuka.

Malang Semirang, bangunan utama di Siti Hinggil, memiliki enam tiang penyangga yang melambangkan rukun iman dalam agama Islam.

Keseluruhan struktur bangunan ini menunjukkan nilai religius yang dipegang erat oleh Kesultanan Cirebon, sekaligus mencerminkan pengaruh kuat Islam dalam budaya keraton.

5. Museum Pusaka Keraton

Kompleks dalam Keraton Kasepuhan dilengkapi dengan museum pusaka yang menyimpan berbagai peninggalan bersejarah.

Koleksi di dalam museum ini mencakup benda-benda pusaka seperti senjata tradisional, alat musik, dan berbagai ornamen keraton. Salah satu koleksi paling terkenal adalah Kereta Kencana Singa Barong, kendaraan yang dahulu digunakan oleh Sunan Gunung Jati.

Kereta Singa Barong ini memiliki bentuk yang unik dengan perpaduan gaya dari tiga budaya: Indonesia, Tiongkok, dan India.

Kereta ini dihiasi dengan ukiran naga sebagai kepala, singa atau macan pada tubuh, dan belalai gajah. Setiap elemen memiliki makna filosofis yang mendalam dan melambangkan harmonisasi budaya di Cirebon pada masa lalu.

Lokasi, Harga Tiket Masuk dan Akses Menuju Keraton Kasepuhan

Keraton Kasepuhan terletak di pusat Kota Cirebon, tepatnya di Jl. Kasepuhan No.43, Kesepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Cirebon.

Lokasinya yang strategis membuat keraton mudah diakses dari berbagai arah. Seperti keraton lainnya di Pulau Jawa, Keraton Kasepuhan juga menghadap ke alun-alun kota, dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa di sebelah barat sebagai pelengkap kompleks keraton.

Baca Juga:  10 Rekomendasi Wisata Pasuruan yang Terkenal

Tiket masuk ke Keraton Kasepuhan tergolong terjangkau, dengan harga Rp10.000 untuk pelajar dan Rp15.000 untuk umum. Keraton buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.

Pengunjung disarankan untuk datang pada pagi atau sore hari agar bisa menikmati suasana keraton yang lebih nyaman dan sejuk.

Fasilitas Pendukung di Keraton Kasepuhan

Keraton Kasepuhan menyediakan fasilitas yang lengkap bagi pengunjung, termasuk area parkir, toilet, tempat ibadah, dan informasi sejarah yang tersedia dalam bentuk plakat dan brosur.

Jika ingin mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam, pengunjung bisa meminta bantuan dari petugas yang siap menjelaskan sejarah dan budaya keraton.

Tips Berkunjung ke Keraton Kasepuhan

1. Pilih Waktu yang Tepat

Disarankan untuk berkunjung di pagi atau sore hari agar terhindar dari teriknya sinar matahari dan menikmati suasana yang lebih sejuk.

2. Kenakan Pakaian yang Nyaman

Kompleks keraton yang luas memerlukan banyak berjalan kaki, jadi kenakan pakaian yang nyaman dan sepatu yang cocok untuk menjelajahi area.

3. Hormati Nilai Sejarah dan Budaya

Mengingat keraton ini adalah situs bersejarah, pengunjung diharapkan menghormati peraturan yang ada, tidak merusak fasilitas, dan menjaga kebersihan lingkungan.

Keraton Kasepuhan di Cirebon adalah destinasi wisata yang menawarkan perpaduan unik antara sejarah, budaya, dan keindahan arsitektur.

Dengan beragam daya tarik seperti museum pusaka, arsitektur khas, dan acara budaya yang diadakan secara rutin, keraton ini memberikan pengalaman berharga bagi siapa pun yang ingin lebih mengenal sejarah Kesultanan Cirebon.

Fasilitas yang memadai dan harga tiket yang terjangkau membuatK Wisata Keraton Kanoman menjadi pilihan wisata ideal untuk mengeksplorasi kekayaan budaya Indonesia.